Minggu, 29 Mei 2011

Mengenal Daniel Goleman


Daniel Goleman adalah seorang tokoh psikolog kontemporer yang namanya melejit lewat karya monumentalnya “Emotional Intelligence”. Daniel Goleman dilahirkan di Stockton California dan saat ini tinggal di Berkshires Massachusetts bersama istrinya, Tara Bennet, serta kedua anaknya Fay Goleman dan Irving Goleman.
Latar Belakang Pendidikan Daniel Goleman

Daniel Goleman menyelesaikan pendidikan strata satunya (graduate education) di Harvard University dan mendapat beasiswa dengan predikat Magna Cumlaude.
Adapun strata dua (MA) dan strata tiga (Ph.D) dalam bidang Psikologi Klinik dan Perkembangan Pribadi (Clinical Psychology dan Personality Development) diraih di Universitas Harvard, dan saat ini Daniel Goleman menjadi dosen di almamaternya.

Selama dua belas tahun Daniel Goleman mempelajari tentang ilmu otak dan perilaku manusia. Hal ini dapat dilihat dari tulisan- tulisannya pada surat kabar The New York Times dan artikel-artikelnya yang dimuat di seluruh dunia.

Berkat tulisan-tulisan Daniel Goleman yang dimuat di surat kabar bergengsi dunia serta usahanya yang ulet menghantarkannya banyak menerima penghargaan jurnalistik, termasuk dua nominasi bagi the pulizer prize atas tulisannya di surat kabar tersebut dan career achievement award (penghargaan prestasi kerja) pada jurnalisme dari American Psycological Association (Asosiasi Psikologi Amerika).

Untuk menghargai usahanya dalam mengkomunikasikan ilmu-ilmu ke publik, Daniel Goleman dipilih sebagai anggota pada The American Association to the Advancement of Science (Asosiasi Amerika pada Peningkatan Ilmu atau Sains).
Kegigihan berkarier dalam bidang keilmuan menjadikan Daniel Goleman sebagai penasehat internasional dan menjadi dosen di berbagai pertemuan-pertemuan bisnis dunia dan kelompok-kelompok profesional di kampus-kampus ilmiah (perguruan tinggi).

Daniel Goleman juga menjadi pendiri Emotional Intelligence Services (pelayanan intelligensi emosional) serta pendiri Collaborative for Social and Emotional Learning (Kolaborasi Pelajaran Sosial dan Emosional) pada The Yale University Child and Studies Center sekarang menjadi The University Ilionis di Chicago yang bertujuan untuk memperkenalkan pelajaran-pelajaran literasi emosional di sekolah-sekolah dan salah satu tanda keberhasilan usahanya yaitu adanya ribuan sekolah di seluruh dunia mengimplementasikan program ini.

Pemikiran Daniel Goleman sebelumnya banyak dipengaruhi oleh David C Mc. Clelland (almarhum), beliau seorang profesor di Harvard University. Daniel Goleman sendiri mengakui dalam karyanya bahwa sebagian besar bukti yang menjadi dasar kesimpulan penelitiannya adalah dari penelitian beliau.

Daniel Goleman mengakui bahwa pandangan visioner profesornya tentang sikap dasar kecakapan dan upayanya yang gigih untuk mencari kebenaran telah lama menjadi inspirasi bagi dirinya. Daniel Goleman juga banyak dipengaruhi oleh pemikiran riset Yoseph Ledoux, seorang ahli saraf di Center for Neural Science di New York University.

Hal tersebut terbukti dengan banyaknya pemikiran beliau dijadikan rujukan dan wawancara yang sedang dilakukan oleh Daniel Goleman. Daniel juga banyak bekerja sama dengan istrinya tercinta yang seorang psikoterapi dalam perjalanan intelektualnya.
Hasil Karya Daniel Goleman
a. Emotional Intelligence
b. Working With Emotional Intelligence
c. Vital Lies
d. Simple Truth The Medicative Mind
e. The Creative Spirit (penulis pendamping)
f. Primal Leadership
g. The Emotionally Intelligent Work Place
Di antara karya intelektualnya yaitu Emotional Intelligence dan Working With Emotional Intelligence merupakan karya monumental Dainel Goleman. Kedua buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Buku Daniel Goleman beredar dan tersebar luas di berbagai negara baik di negara barat maupun negara timur. Dan buku sensasionalnya yang berjudul Emotional Intelligence yang diterbitkan pada tahun 1995 merupakan salah satu buku “best seller” dan sudah diterjemahkan ke dalam tiga puluh bahasa, di Eropa, Asia, dan di Amerika terkopi lebih dari lima ribu kopian.


Goleman mengelompokkan emosi marah ke dalam 11 kelompok seperti yang terlihat berikut ini.
1.    Brutal
Brutal adalah dengan mengeluarkan kalimat marah terhadap lawan tutur yang ditandai dengan menyebut nama-nama binatang kepada lawan tutur.
(1)   Dasar monyet, tidak mau mengalah, selalu ingin menang sendiri....! (Goleman, 1995:62).
2.    Mengamuk
Mengamuk adalah kalimat dengan secara langsung menyerang lawan bicara tanpa memikirkan situasi, ditandai dengan ancaman-ancaman yang dilontarkan oleh penutur kepada lawan tutur.
(2)   Pergi, saya lempar kepalamu nanti...!(Goleman, 1995:62)
3.    Benci
Benci adalah perasaan sangat tidak suka kepeda orang yang dituju, ditandai dengan kalimat mencemooh lawan tutur.
(3)    Iiiiiichhh.......memalukan. kau belum tau siapa saya ..! (Goleman,1995:62).
4.    Marah besar
Marah besar adalah  perasaan tidak senang yang sangat memuncak yang diakibatkan karena panutur merasa terhina, ditandai dengan kalimat yang membawa-bawa orang tua dalam tuturan.
(4)   Emangnya punya Bapakmu, dasar anak kurang ajar kau...! (Goleman,1995:62).
5.    Jengkel
Jengkel adalah perasaan mendongkol karena lawan tutur tidak mengindahkan ucapan  penutur, ditandai dengan kalimat perintah dan larangan.
(5)   Lepaskan tangan saya, sakiiit....!(Goleman, 1995:62).
6.    Kesal hati
Kesal hati adalah perasaan kecewa dan jemu dengan sesuatu yang telah menyakitkan hati yang ditandai dengan kalimat pasrah.
(6)   Terserah mau bicara apa, tapi inilah saya. Saya tetap pada prinsip saya! (Goleman, 1995:63).
7.    Rasa pahit
Rasa pahit adalah suatu rasa yang membuat hati luka dan iba bercampur amarah yang ditandai dengan kalimat merendah.
(7)   Saya memang orang awam yang tidak tahu apa-apa, tetapi saya masih punya harga diri, tidak seperti kamu..!(Goleman, 1995:63).
8.    Berang
Berang adalah perasaan tidak terima dengan keadaan yang dihadapi. ditandai dengan kalimat yang menyatakan  ketidakpercayan penutur terhadap hal tersebut.
(8)   Tidak mungkin, pasti saya juaranya, karena saya anak yang paling hebat di lokal, tidak ada yang bisa menandingi kehebatan saya...!(Goleman 1995:63).
9.    Tersinggung 
Tersinggung adalah perasaan yang membuat hati gundah, tidak tenang  yang terjadi karena penutur menganggap lawan tutur sudah menyindir dan mengungkit-ungkit kehidupan pribadinya, ditandai dengan kalimat menyebut kekurangan lawan tutur yang dimaksud.
(9)   Dasar tolol, kerjanya cuma tukang sapu, gayanya seperti anak pejabat...!(Goleman, 1995:63).
10.     Bermusuhan
Bermusuhan adalah perasaan saling belawanan terhadap lawan tutur, kemudian kalimat yang dituturkan selalu membantah lawan tutur yang ditandai dengan kalimat menantang lawan tutur tersebut.
(10) Kamu mau dimana? saya tunggu nanti siang di kampus. ok...! (Goleman, 1995:63).

11.     Kebencian Patalogis
Kebencian patalogis adalah berkeinginan keras untuk membalas dendam, ditandai dengan kalimat  ingin membalas kelakuan lawan tutur dulu terhadap penutur.
(11) Liat saja, dia pasti merasakan apa yang saya rasain dulu..! (Goleman, 1995:63).
Berdasarkan jenis tersebut, maka akan diketahui makna secara umum yang terdapat dalam kalimat yang digunakan. Jadi untuk menentukan makna, terlebih dahulu pahami jenis kalimat yang digunakan, karena makna akan mengikuti jenis kalimat yang digunakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar